Berbeda
dengan cloud computing, Komputasi grid menggunakan komputer yang terpisah oleh
geografis, didistibusikan dan terhubung oleh jaringan untuk menyelasaikan
masalah komputasi skala besar. Dalam hal bisa disebut sebagai parallel
computing baik itu secara riil maupun virtual. Ada beberapa daftar yang dapat
dugunakan untuk mengenali sistem komputasi grid, adalah :
- Sistem
untuk koordinat sumber daya komputasi tidak dibawah kendali pusat.
- Sistem
menggunakan standard dan protocol yang terbuka.
- Sistem
mencoba mencapai kualitas pelayanan yang canggih, yang lebih baik diatas
kualitas komponen individu pelayanan komputasi grid.
Ide
awal komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu
mempelajari penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau
terdistribusi. Sistem terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan
sistem terpusat. Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang
merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa
komputer secara bersamaan.
Setidaknya
ada dua sisi yang mendorong semakin berkembangnya grid computing saat ini.
Kebutuhan akan sumber daya komputasi yang besar di berbagai bidang serta adanya
sumber daya komputasi yang tersebar. Grid computing menawarkan solusi komputasi
yang murah, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersebar dan heterogen
serta pengaksesan yang mudah dari mana saja. Globus Toolkit adalah sekumpulan
perangkat lunak dan pustaka pembuatan lingkungan komputasi grid yang bersifat
open-source. Dengan adanya lingkungan komputasi grid ini diharapkan mempermudah
dan mengoptimalkan eksekusi program-program yang menggunakan pustaka paralel.
Dalam
tulisan What is the Grid? A Three Point Checklist oleh Ian Foster (bapak dari
Komputasi Grid) ada check-list yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
bahwa suatu sistem melakukan komputasi grid yaitu : “Sistem tersebut melakukan
koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada dibawah suatu
kendali terpusat. Seandainya sumber daya yang digunakan berada dalam satu
cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut belum dapat dikatakan
komputasi grid”.
Sistem
tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut
pada suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi grid disusun dari
kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk
mewujudkan komputasi bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang
dibutuhkan adalah dalam bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya,
dan akses terhadap sumber daya.Misalnya TCP/IP
Sistem
tersebut berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih, (nontrivial
quality of service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen individu dari komputasi
grid tersebut. Tiga
hal yang disharing dalam sebuah sistem grid, antara lain : Resource, Network
dan Proses. Kegunaan / layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan
high throughput computing dibidang penelitian, ataupun proses komputasi lain
yang memerlukan banyak resource komputer.
Secara
generik, keuntungan dasar dari penerapan komputasi Grid, yaitu:
- Perkalian
dari sumber daya: Resource pool dari CPU dan storage tersedia ketika idle.
- Lebih
cepat dan lebih besar: Komputasi simulasi dan penyelesaian masalah apat
berjalan lebih cepat dan mencakup domain yang lebih luas.
- Software
dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka standard, Akses terhadap model dan
perangkat berbeda, Metodologi penelitian yang lebih baik.
- Data:
Akses terhadap sumber data global, dan Hasil penelitian lebih baik
Indonesia
sudah menggunakan sistem Grid dan diberi nama InGrid (Inherent Grid). Sistem
komputasi grid mulai beroperasi pada bulam Maret 2007 dan terus dikembangkan
sampai saat ini. InGrid ini menghubungkan beberapa perguruan tinggi negeri dan
swasta yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa instansi pemerintahan
seperti Badan Meteorologi dan Geofisika.
Jurnal Komputasi Modern Grid
Komputing
Teknologi
grid computing adalah suatu cara penggabungan sumber daya yang dimiliki banyak
komputer yang terhubung dalam suatu jaringan umumnya berada ditempat-tempat
yang secara geografis terpisah sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem
komputer dengan sumber daya komputasi yang besarnya mendekati jumlah sumber
daya komputasi dari komputer-komputer yang membentuknya.
Kebutuhan Sumber Daya Komputasi
pada Pengembangan e-Science
Saat
ini, para peneliti sudah amat menyadari pentingnya peran komputer dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Komputer memungkinkan para
peneliti untuk menciptakan laboraturium virtual dalam komputer untuk melakukan
eksperimeneksperimen yang akan mahal sekali jika dilakukan di dalam sebuah
laboraturium fisik atau bahkan tidak mungkin.
Untuk
melakukan eksperimen dengan menggunakan komputer dalam konteks pengembangan
e-Science di atas umumnya dibutuhkan sumber daya komputasi yang berkinerja
tinggi (atau juga dikenal dengan sebutan high performance
computing).Supercomputer memang dapat memenuhi kebutuhan para peneliti
e-Science, namun karena harganya yang mahal, hanya sedikit dari para peneliti
tersebut yang dapat memilikinya/menggunakannya.
Sejalan
dengan perkembangan teknologi komputer, baik dari sisi perangkat keras maupun
perangkat lunak, saat ini sumber daya komputasi berkinerja tinggi tidak lagi
harus dipenuhi oleh komputer-komputer berkategori supercomputer. Bahkan dengan
teknologi komputer yang dikenal dengan nama grid computing, sejumlah komputer
yang lazim digunakan di perkantoran dapat digabung untuk secara bersama-sama
melakukan eksperimen seperti yang dahulu biasa dilakukan oleh super
computer.Supercomputer memang dapat memenuhi kebutuhan para peneliti e-Science,
namun karena harganya yang mahal, hanya sedikit dari para peneliti tersebut
yang dapat memilikinya/menggunakannya.
Sejalan
dengan perkembangan teknologi komputer, baik dari sisi perangkat keras maupun
perangkat lunak, saat ini sumber daya komputasi berkinerja tinggi tidak lagi
harus dipenuhi oleh komputerkomputer berkategori supercomputer. Bahkan dengan
teknologi komputer yang dikenal dengan nama grid computing, sejumlah komputer
yang lazim digunakan di perkantoran dapat digabung untuk secara bersama-sama
melakukan eksperimen seperti yang dahulu biasa dilakukan oleh super computer.
Arsitektur GRID Computing
Gambar
berikut menunjukkan rancangan arsitektur infrastruktur komputasi grid.
Seperti
terlihat pada gambar tersebut,GRID COMPUTING dibangun dengan jalan
menggabungkan sistem-sistem komputasi grid yang berada di institusi-institusi
penelitian (GRID-2, 3, 4) menjadi satu kesatuan. Konfigurasi perangkat keras
dan perangkat lunak masing-masing sistem di tingkat institusi dapat berbeda,
namun dengan mengoperasikan teknologi grid computing seperti GT4 pada
simpul-simpul penghubung dari masing-masing sistem, keseluruhan sistem
membentuk satu kesatuan infrastruktur komputasi grid. Dengan konfigurasi
seperti ini, jika dibutuhkan,pengguna di suatu institusi dapat memanfaatkan
sumber daya komputasi yang berada di luar institusinya.
Konfigurasi yang ditunjukkan pada Gambar di
atas tidak menuntut masing-masing sistem di tingkat institusi untuk merubah
konfigurasi sistem masing-masing secara signifikan. Jika suatu institusi telah
mengimplementasikan suatu teknologi grid computing tertentu seperti SUN Grid
Engine (SGE) atau teknologi komputasi berbasis jaringan seperti PVM, MPI,
Condor maka sistem GT4 dapat
dikonfigurasikan untuk berkoordinasi dengan masing-masing teknologi
tersebut. Salah satu prasyarat dari pembentukan GRID COMPUTING adalah
tersedianya suatu backbone jaringan berkapasitas besar untuk menghubungkan
simpul-simpul penghubung di masing-masing institusi (harus memiliki lebar pita mulai
2 Mbps sampai dengan 155 Mbps).
Komponen-komponen penting :
GRAM: Grid Resource Allocation &
Management
Komponen
ini bertanggung jawab dalam mengelola seluruh sumber daya komputasi yang
tersedia dalam sistem komputasi grid.
Pengelolaan
ini mencakup eksekusi program pada seluruh komputer yang tergabung dalam sistem
komputasi grid, mulai dari inisiasi, monitoring, sampai penjadwalan
(scheduling) dan koordinasi antarproses.
RFT/GridFTP: Reliable File
Transfer/Grid File Transfer Protocol
Komponen
ini memungkinkan pengguna mengakses data yang berukuran besar dari
simpul-simpul komputasi yang tergabung dalam sistem komputasi grid secara
efisien dan dapat diandalkan.
MDS: Monitoring & Discovery
Service
Komponen
ini memungkinkan pengguna sistem GT4 melakukan monitoring proses komputasi yang
tengah berjalan sehingga masalah yang timbul dapat segera diketahui.
GSI: Grid Security Infrastructure
Komponen
ini bertanggung jawab atas keamanan sistem komputasi grid secara keseluruhan.
Sistem keamanan GT4 dibangun atas komponen-komponen standar keamanan yang telah
teruji, yang mencakup proteksi data, autentikasi, delegasi, dan autorisasi.
Konfigurasi dasar GT4 mengasumsikan baik pengguna maupun layanan menggunakan
standar keamanan yang menggunakan standar kunci publik X.509.
Sumber : http://seto.citravision.com/berita-36-pengantar-komputasi-cloud--pengantar-komputasi-grid.html
Sumber : http://seto.citravision.com/berita-36-pengantar-komputasi-cloud--pengantar-komputasi-grid.html